Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Wisata Alam Posong, Semua Gunung Terlihat dalam Satu Frame
Kartu by.U, kartu digital pertama Indonesia
Xiaomi Redmi Cepat rusak?
Tips diet mudah, turun 8kg 2 bulan!
Cara mengembalikan foto yang terhapus

Tantangan Muhammadiyah dalam Bidang Dakwah



Tantangan Muhammadiyah dalam Bidang Dakwah



BOODS.ID - Muhammadiyah adalah organisasi pembaharu Islam yang pada waktu itu telah Islam mengalami pendangkalan makna dan banyak dicampuri tradisi Hindu-Budha. Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah adalah seorang mubaligh muda yang dalam setiap berdakwah untuk menyampaikan ide-ide purifikasi islam banyak mengalami tantangan, bahkan dari keluarganya sendiri. Tentunya hal ini menjadi lumrah karena pada saat itu masih dalam era penjajahan dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang menanamkan pemikiran memusuhi setiap perkembangan apalagi yang berkaitan dengan kaum penjajah.

Muhammadiyah sejak lahir menjadikan dirinya sebagai organisasi atau Persyarikatan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian maka keseluruhan dari kegiatan Muhammadiyah adalah dakwah Islamiyah, sesuai dengan bidang masing-masing bagian atau lembaga dalam Muhammadiyah.

Adapun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus merupakan salah satu bagian penting menjalankan dakwah Islam dari Muhammadiyah, yang mengkhususkan pada dakwah yang lebih bersifat tabligh atau menyeru/menyampaikan risalah Allah SWT dan Rasul-Nya. Pelaksanaan sifat tabligh ini lebih cenderung melalui lisan, tulisan, audio, audio visual, internet dan sebagainya. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat perlu memiliki mubaligh yang handal dan menguasai medan serta peralatan tabligh lainnya. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus memiliki korps—Daerah, Wilayah, Nasional dan dakwah di tingkat Internasional.
Meskipun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus punya tugas khusus menangani bidang tabligh, namun tidaklah kaku pada pembatasan bidang tugas ini. Para Mubaligh Muhammadiyah perlu juga diberikan tambahan kemampuan dalam bidang-bidang yang lain, misalnya dalam dakwah bil hall, dan dakwah bits tsaqofah.

Dengan demikian antara sumberdaya mubaligh dan sarana serta prasarananya dapat berjalan seimbang. Selain itu antara umat yang membutuhkan mubaligh dan jumlah mubalighnya juga dapat dipenuhi. Perlu difikirkan pula tantangan dakwah di masa yang akan datang dalam menghadapi arus global di era post-modernis yang memasuki dunia kita. Karena Jika kita membaca sejarah awal berdirinya Muhammadiyah, tentunya kita akan berfikir bahwa akan semakin banyak pula tantangan yang akan kita hadapi dan mestinya akan lebih kompleks dari apa yang dihadapi oleh K.H.

Ahmad Dahlan. Ini tentunya menjadi tantangan bagi semua kader Muhaamadiyah untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya melalui organisasi Muhammadiyah.

Rumusan Masalah

Apa itu dakwah Islam?

Apa tujuan dari dakwah Islam?

Apa saja sumber metode dakwah?

Apa saja tantangan dakwah Muhammadiyah?

Apa saja konsep dasar dan strategi Muhammadiyah?

Bagaimana konsep dakwah kultural Muhammadiyah?





Pengertian Dakwah Islam

    Dilihat dari arti bahasa (etimologi) dakwah, berasal dari kata: Da’a:, yad’u:, -da’watan, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Sedangkan dilihat dari arti istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara lisan, tulisan taupun lukisan.


    (QS5. Al Maa-idah ayat 67)


    يَآءَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ . وَإِن لَّـمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ . وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ . إِنَّاللهَ لَا يَهْدِى القَوْمَ الْكَافِرِيْنَ

    “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Maidah/5:67)

    Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau ilmuan adalah sebagai berikut:

    1. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
    2. Pendapat Syekh Ali Mafudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.


    Dalam mendeskripsikan pengertian da’wah ada beberapa batasana tau definisi sebagai berikut:

    a. Segala aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu ke arah situasi lain yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam.
    b. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang diperbolehkan ahlaq dan membimbing mengamalkannya dalam prikehidupan perorangan, prikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan masyarakat, dan perikehidupan bernegara.
    c. Mengajak dan menyeru manusia atau masyarakat kepada ajaran Islam, dengan memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran Islam sehingga manusia atau masyarakat dapat menginsyafi akan kebaikan, kelebihan dan keutamaan Islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup bermasyarakat dan dalam segala spek kehidupan, seperti bidang Iktikad, ibadah, ahlaq, kebudayaan, pendidikan-pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, juga dalam bidang kenegaraaan/plotik dan sebagainya.

    Tujuan Dakwah Islam


    Menurut Abul A’la Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi 3 sasaran yaitu:

    1. Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan –Nya dengan sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain kepada Allah semata-mata.
    2. Agar supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya memurnikan keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersikan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya.
    3. Dakwah islamiyah ditunjukan untuk mengubah sistem pemerintahan yang dzalim kepemerintahan islam.

    Sumber Metode Dakwah Islam

    1. Al-quran

    Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Diatara ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan dengan kisah para rosul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada ayat-ayat yang di tunjukan pada Nabi Muhammad ketika beliau melancarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukan metode yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah menceritakan melainkan agar di jadikan suri tauladan dan dapat membatu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Quran.


    2. Hadits (Sunah Rosul)

    Di dalam sunah rosul banyak kita temui hadits –hadits yang berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dalam sejarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara yang beliau pakai dalam menyiar dakwahnya baik ketika beliau berjuang di Mekah maupun di Madinah. Semua ini memberikan contoh dalam metode dakwahnya. Karena setidaknya kondisi yang dihadapi Rasululloh ketika itu dialami juga oleh juru dakwah sekarang ini.


    3. Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqaha

    Dalam sejarah hidup para sehabat-sehabat besar dan para fuqaha cukuplah memberikan contoh baik yang sangat berguna bagi juru dakwah. Karena mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama. Muadz dan Jabal dan para sahabat lainnya merupakan figur yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan misi dakwah.


    4. Pengalaman

    Experience is the best teacher, itu adalah motto yang punya pengaruh besar bagi orang-orang yang suka bergaul dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadangkala dijadikan reference ketika dakwah.


    Tantangan Dakwah Muhammadiyah

    1. Tantangan dari anggota Muhammadiyah sendiri.

    Muhammadiyah telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik perkembangan dalam hal amal usaha maupun perkembangan secara kuantitas Muhammadiyah. Perkembangan selama satu abad ini, Muhammadiyah tetap exis dalam mengurangi setiap perubahan zaman, perubahan era pemimpin dan banyak perubahan-perubahan lainnya. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang dilakukan oleh berbagai pihak.

    Oleh karena itu, banyak organisasi yang secara sedikit demi sedikit hanya meninggalkan sejarah, contohnya Boedi Utomo, Sarekat Dagang islam, atau sarekat Islam. Muhammadiyah dalam memasuki abad ke 2 ini tentunya banyak hal yang harus dibenahi agar tetap exis selama-lamanya. Salah satu hal yang patut dilakukan adalah menjadikan Muhammadiyah menjadi organisasi yang bukan hanya menginginkan banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi organisasi yang berkualitas secara kualitas, terutama kuaitas anggota-anggotanya.

    Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena ternyata banyak fenomena yang terjadi di kalangan Muhammadiyah.Orang dengan begitu mudahnya masuk menjadi anggota Muhammadiyah hanya dengan dibuktikan dengan memiliki kartu anggota Muhammadiyah yang saat ini ternyata semakin mudah didapatkan dengan tidak memandang siapa mereka dan apa yang sudah mereka lakukan untuk perkembangan dakwah Muhammadiyah dan bahkan mungkin, juga dalam kehidupan keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan pribadi-pribadi Muhammadiyah seperti yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang Muhammadiyah di generasi awal.

    Yang paling mengecewakan dan menyesakan hati adalah mereka kebanyakan menjadi anggota Muhammadiyah hanya karena ingin masuk dan bekerja di amal usahaMuhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian negara Indonesia. Ini adalah hal yang sangat riskan dan bisa menjadikan Muhammadiyah kehilangan banyak aset amal usaha. Banyak khasus yang telah terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih nama, masjid dikuasai oleh pihak lain, dan yang pastinya banyak yang lainnya yang banyak tidak kita ketahui.

    Kejadian-kejadian nyata ini harus segera ditanggulangi jika kita tidak ingin mendengar nanti atau entah berapa tahun lagi bahwa Muhammadiyah telah menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban bangsa.


    2. Tantangan dari Organisasi Lain

    Perkembangan Muhammadiyah yang sangat pesat tentunya akan menjadikan banyak organisasi lain meniru untuk melakukan hal yang serupa. Minimal mereka akan belajar bagaimana menjadi seperti Muhammadiyah. Muhammadiyah yang memiliki ribuan sekolah mulai dari sekolah dasar dan menengah (SDM/MIM, SMPM/MTsM, SMA/MAM/SMEAM, dan STMM) sampai pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di organisasi mereka. Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan Muhammadiyah sebagai partner mereka, tentunya masih banyak tantangan dari organisasi lain yang tidak suka dengan tindakan Muhammadiyah dari tahun ke tahun telah menjadi rahasia umum bahwa Muhammadiyah telah membaha paham Wahabi (Muhammad bin Abdul wahab) yang sangat dibenci dan ditakuti oleh kaum tradisionalis yang anti pati terhadap berbagai macam pembaharuan atau purivikasi ajaran Islam yang telah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual agama lain.

    Muhammadiyah dengan jargon dakwah Amal Ma’ruf Nahi Munkar menjadikannya sebagai organisasi yang sangat semangat memerangi ajaran yang sangat berbau tahayul, bid’ah, dan khurafat (TBC). Hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah banyak dimusuhi oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum tradisionalis yang banyak dianut oleh kebanyakan umat Islam Indonesia.Mereka menganggap bahwa dakwah Muhammadiyah akan mengancam existensi mereka dan pengaruh mereka di kalangan kaum muslim. Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari berbagai cobaan yang dihadapi oleh Muhammadiyah. Saat-saat ini kita sering mendengar di Indonesia banyak diberitakan tentang gerakan-gerakan pencucian otak yang diklaim oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak juga kaum-kaum sempala yang mengaku Islam tetapi tidak menjalankan ajaran Islam dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam yang telah sempurna dibawa oleh Rasululloh Muhammad SAW. Dan yang lebih buruk lagi adalah banyaknya orang-orang yang mengaku menjadi nabi dan mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan ada satu lagi yang mengaku sebagai malaikat jibril dan mendirikan kerajaan tuhan (Lia Eden). Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk dapat membentengi umat Islam agar tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran sesat mereka.

     

    3. Tantangan dari eksternal umat islam (agama lain)

    Indonesia memiliki azaz Pancasila dan menganut paham demokrasi telah menjadikan negara yang mayoritas Islam ini harus mengakui lima agama lainnya (Khatolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu). Dan satu kepercayaan kepada Tuhan (aliran kepercayaan). Dakwah Muhammadiyah yang mengIslamkan umat Islam juga bagaimana mampu mengIslamkan orang yang belum Islam atau dakwah kepada orang-orang non Islam. Begitupun umat agama lain pasti akan melakukan hal-hal yang serupa untuk menyebar luaskan ajaran agama mereka. Lebih fokus saat ini adalah bagaimana Muhammadiyah harus bisa menekan gerakan Kristenisasi yang banyak merambah di berbagai daerah umat-umat Islam.

    Kristenisasi yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai dari zaman penjajahan dengan konsep 3G (Gold, Glory dan Gospel). Sampai sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus Kristenisasin yang telah terjadi di setiap sudut kota maupun di desa, baik secara terang-terangan maupn gerakan terselubung dalam melakukan gerakan permurtadan,contohnya adalah pendirian gereja di daerah Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi kejadian yang tidak kita ketahui. Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan terutama di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya adalah di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumuh di kota. Karena di daerah tersebut menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan Kristenisasi. Dengan menawarkan berbagai macam bantuan-bantuan. Dan hal ini sangat mendapat sambutan dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka karena kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak mempedulikan hal ini. Muhammadiyah yang juga sebagai gerakan sosial seperti yang dulu dicontohkan oleh K.H.Ahmad Dahlan harus semakin merespon hal ini dengan memberikan berbagai macam bantuan kepada mereka, baik bantuan secara spiritual untuk semakin memperkokoh keimanan mereka juga mampu memberikan bantuan secara materi (pekerjaan). Sehingga dengan memberi bantuan kepada mereka makan mereka akan merasa dipedulikan oleh saudara sesama muslim mereka dan mereka tidak akan menggadaikan keimanaan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang budi kepada para misioneris Kristen.


    Konsep Dasar dan Strategi Dakwah Muhammadiyah

    1. Konsep dasar strategi dakwah Muhammadiyah

    Dakwah pada dasarnya adalah suatu proses yang berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada kebaikan serta mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern, dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti irama dan dinamika perubahan zaman dan masyarakat.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai keberhasilan dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian dengan diproses melalui strategi dakwah yang mapan. Untuk memperoleh batasan terhadap pengertian strategi dakwah.


    2. Pengertian strategi

    Perkataan strategi pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Oleh sebab itu, strategi dapat berarti “ilmu tentang perencanaan dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”. Disamping itu dapat pula berarti “kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu”. Sedangkan tujuan suatu strategi ialah untuk merebut kemenangan atau meraih suatu hasil yang diinginkan.


    3. Strategi dakwah

    Untuk kepentingan dakwah ke depan, di samping secara terus menerus mengoptimalkan aktivitas yang sudah ada, beberapa pilihan dapat dilakukan Muhammadiyah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.

    1. Melakukan revitalisasi keluarga. Al-Qur’an surat al-Hasyr (66) ayat 7 menegaskan keharusan memelihara dan menjaga diri dan keluarga. Artinya, perintah untuk melakukan revitalisasi dakwah secara terus menerus dan berkelanjutan dari diri dan keluarga. Keluarga, sebagimana dipandukan dalam Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, difungsikan sebagai a. media sosialisasi nilai-nilai ajaran Islam b. kaderisasi; sebagai pelansung dan penyempurna gerakan da’wah, c. sebagai media pemberian keteladanan dan pembiasaan amal Islami, dan d. media penciptaan suasa dan kehidupan islami dalam bentuk membangun pergaulan yang saling mengasihi, menyayangi, saling menghargai danmenghormati, memelihara persamaan hak dan kewajiban.

    2.Optimalisasi mesin persyarikatan dalam bentuk pemberdayaan ranting dan amal usaha secara maksimal sebagai media dakwah. Pimpinan persyarikatan dan pimpinan amal usaha baik bidang pendidikan, kesehatan dan sosial secara aktif dan sungguh-sungguh berkerja sama mengefektifkan gerakan dakwah di ranting dan amal usaha. Diprogramkan secara sistemik, amal usaha, terutama yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial untuk menjadikan peserta didiknya sebagai kader-kader Islam yang dipersiapkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

    3. Sebagai telah diungkapkan di atas tentang kedahsyatan pengaruh media elektronik dan teknologi informasi dalam membentuk pola pikir dan prilaku masyarakat, merupakan keniscayaan dakwah Muhammadiyah memanfaatkan media elektronik dan teknologi informasi. Saatnya Muhammadiyah mulai berdakwah melalui dunia maya sumpama lewat facebook, bolgger dan sebangsanya. Dalam pemanfaatan media elektronik, mungkin Muhammadiyah dapat mengambil bagian dalam mengisi acara tertentu di televisi lokal yang pada masa mendatang akan banyak dikembangkan.

    4. Menjadikan maal sebagai obyek dakwah. Munculnya maal baru sesungguhnya memberikan peluang untuk berdakwah, sekurang-kurangnya untuk membantu pengunjung maal melaksanakan shalat jum’at. Bagi Muhammadiyah, ini merupakan lahan dakwah yang relatif strategis. Di antara jama’ah, ada berasalah dari kalangan menengah atas. Dari mereka dapat dikembangkan jaringan di kalangan masyarakat menengah atas yang belakangan banyak dikuasai oleh kelompok lain.

    5. Melakukan sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah. Sebenarnya Muhammadiyah mempunyai obyek dakwah yang tidak pernah kering. Mereka datang ke Muhammadiyah, baik ketika sakit yang ditampung oleh balai pengobatan Muhammadiyah, atau sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Selama ini, mereka belum secara maksimal dijadikan sebagai obyek dakwah betapapun Muhammadiyah telah menegaskan semua amal usaha yang dimiliki adalah media dakwah Muhammadiyah. Sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga dapat membantu terselenggaranya aktivitas dakwah secara maksimal. Wallâhu A’lam bi al-Shawâb

    Seperti itu dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Di antaranya surah an-Nahl ayat 125 berikut ini:


    ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

    "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”


    Konsep Dakwah Kultural Muhammadiyah

    1. Dakwah kultural dalam konteks budaya lokal

    Dakwah Muhammadiyah dalam  konteks budaya lokal berarti mencari bentuk pemahaman dan upaya yang lebih empatik dalam mengapresiasi kebudayaan masyarakat yangakan menjadi sasaran dakwh dan mengaktualisasikan  gerakan dakwah Islam dalam realitas kebudayaan masyarakat Indonesia secara terus menerus dan berproses sehingga nilai-nilai Islam mempengaruhi, membingkai, dan membentuk kebudayaan yang Islami. khususnya di kalngan umat Islam, melalui pendekatan dan strategi yang tepat


    2. Dakwah kultural dalam konteks budaya global

    Muhammadiyahperlu mengkaji  secara mendalam titik-titik silang antara Islam dan budaya global, baik secara teoritik maupu empirik, untuk keberhasilan dakwah , seperti : memperhatikan substansi atau pesan dakwah, memperhatikan pendekatan dan strategi dakwah, memperhatikan media atau wahana dakwah dan memperhatikan pelaku atau subjek dakwah.  Maka dari itu Muhammadiyah perlu memperluas khazanah dakwahnya agar sesuai dengan pola perkembangan budaya global.


    3. Dakwah kultural melalui apresiasi seni

    Budaya termasuk seni khususnya  adalah ekspresi dari perasaan sosial  yang bersifat kolektif sehingga merupakan ungkapan yang sesungguhnya  dari hidup dan kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengembangkan dakwah kultural melalui apresiasi seni, dengan pengembangan seni yang ma’ruf untuk kepentingan dakwah Islam. Adapun untuk seni yang belum makruf maka perlu dilakukan melalui tahap seleksi  dan pemilahan secara syar’I, tahap intervensi nilai dan rekayasa isi, tahappenguatan dan pengembangan seni sehingga bisa menjadi seni yang ma’ruf. Maka dakwah kultural Muhammadiyah bisa berperan untuk melahirkan inovasi dan kreasi.


    4. Dakwah kultural melaui media

    Dakwah melalui multimedia merupakan aktivitas dakwah dengan memanfaatkan berbagai bentuk tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai media atau wahana pencapaian tujuan dakwah. Dakwah lewat multimedia dapat melalui media cetak, media elektronik, media virtual atau internet.  Adapun agenda yang perlu dilakukan Muhammadiyah  menyangkut aspek persepsi atau wawasan, aspek sumberdaya manusia, dan kelembagaan, serta aspek kegiatan /program .


    5. Dakwah kultural gerakan jamaah dan dakwah jamaah

    Dakwah kultural sebenarnya merupakan kelanjutan dari program Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah bisa menjadi media bagi dakwah kultural dengan fokus pemberdayaan dan pengembangan masyarakat melalui pembentukan jamaah sebagai satuan sosial (komunitas), menjadi penting dan mendesak untuk direalisasikan.



    Kesimpulan

    Tantangan-tantangan yang kami jelaskan di atas hanyalah sebagian kecil dari ratusan bahkan ribuan tantanyan yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah. Oleh karena itu sebaiknya Muhammadiyah semakin menata berbagai hal untuk menanggulanginya. Selama 1 abad ini tentunya banyak pula kader Muhammadiyah yang berkecimpung di berbagai sektor dakwah Muhammadiyah, baik di amal usaha maupun di berbagai jama’ah-jama’ah pengajian.

    Saran

    Kalau strategi dakwah Muhammadiyah bertujuan hendak menggarami kehidupan budaya bangsa dengan nilai nilai Islam yang handal dan berkualitas tinggi, maka saatnya sudah teramat tinggi bagi kita sekarang untuk melakukan kaji ulang terhadap keberadaan, kiprah dan cara pandang dari gerakan yang didirikan oleh KHA Dahlan ini. Posisi sebagai wong cilik tidak pernah efektif menentukan nasib masa depan suatu bangsa.Bagaimana mengubah posisi demikian itu agar menjadi posisi yang berwibawa dalam sejarah merupakan kerja dakwah dalam makna yang benar dan kemprehensif.





    DAFTAR PUSTAKA

    Kamal Pasha, Musthafa dan Ahmad Adaby Darban.2003.Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam.Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam.
    Pimpinan Pusat Majlis Tabligh.1986.Islam dan Dakwah;Pergumulan antara nilai dan realitas
    Pimpinan Pusat Muhammadiyah.2004.Dakwah Kultural Muhammadiyah.Yogyakarta:Grafika
    Suparta, Munzier dan Harjani Hefni.2009.Metode Dakwah.Jakarta:Kencana
    Http://Matapena.blogspot.com. Diakses pada tanggal 08 Mei 2013

    Posting Komentar untuk "Tantangan Muhammadiyah dalam Bidang Dakwah"